Pages

Muqaddimah

Assalamualaikum dan selamat datang ke blog areMaL. Blog ini adalah merupakan blog sendirian berhad. Segala yang tercatat dalam blog ini adalah hak pemilik blog kecuali diberitahu. Jika terdapat kesalahan fakta, kesalahfahaman isu atau yang berkaitan dengannya sila hubungi terus blogmaster :D

Perjalanan ini akan terhenti sekejap di lampu isyarat, dan akan diteruskan apabila lampunya bertukar HIJAU. Bersabarlah sekejap menunggu warna HIJAU itu, sementara warna MERAH dan KUNING silih berganti. Tapi ingat enjin jangan dimatikan!" TGNA

Jika Allah swt tidak menolongmu apa-apa yang kamu hendak, Nescaya tidak mungkin makhluk dapat menolongmu,Jika Dia tidak menunjukkanmu pada setiap jalan, Nescaya sesatlahmu sekalipun pakar yang menunjukkannya.
www.flickr.com
areMaL's items Go to areMaL's photostream

25 April 2010

Kisah Bahlul dengan Tahta

Bahlul, si tolol yang bijaksana, sering menyembunyikan kecendekiaannya di balik tabir kegilaan. Dengan itu, ia dapat keluar masuk istana Harun Al-Rasyid dengan bebasnya. Sang Raja pun amat menghargai bimbingannya.

Suatu hari, Bahlul masuk ke istana dan menemukan singgasana Raja kosong. Dengan enteng, ia langsung mendudukinya. Menempati tahta Raja termasuk ke dalam kejahatan berat dan boleh dihukum mati. Para pengawal menangkap Bahlul, menyeretnya turun dari tahta, dan memukulinya. Mendengar teriakan Bahlul yang kesakitan, Raja segera menghampirinya.

Bahlul masih menangis keras ketika Raja menanyakan sebab keributan ini kepada para pengawal. Raja berkata kepada yang memukuli Bahlul, “Kasihan! Orang ini gila. Mana ada orang waras yang berani menduduki singgasana Raja?” Ia lalu berpaling ke arah Bahlul, “Sudahlah, tak usah menangis. Jangan kuatir, cepat hapus air matamu.” Bahlul menjawab, “Wahai Raja, bukan pukulan mereka yang membuatku menangis. Aku menangis karena kasihan terhadapmu!”

“Kau mengasihaniku?” Harun mengherdik, “Mengapa engkau harus menangisiku?” Bahlul menjawab, “Wahai Raja, aku cuma duduk di tahtamu sekali tapi mereka telah memukuliku dengan begitu keras. Apalagi kau, kau telah menduduki tahtamu selama dua puluh tahun. Pukulan seperti apa yang akan kau terima? Aku menangis karena memikirkan nasibmu yang malang…

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...